Kamis, 05 Oktober 2023

Akan Lain Ceritanya Jika Alberto Puig Jadi Rekan Se-Tim Alex Criville & Mick Doohan

 

Membahas Alberto Puig sebagai seorang manajer tim Repsol Honda kali ini sungguh akan tiada habisnya. Sebab, dulu semasa mudanya' ia merupakan pembalap yang sangat kuat, konsisten dan tangguh ketika beberapa kali mengancam lawannya bahkan nyaris menjatuhkan posisi Mick Doohan dan menggusur Alex Criville sebagai penantang gelar juara dunia di kelas utama 500cc.

Bisa dibilang prestasinya yang mentereng dan penampilan gemilangnya di lintasan balap sudah menjadi pusat perhatian publik lantaran memiliki ikatan kontrak dengan sponsor utama, Repsol. Repsol adalah sponsor yang paling getol mendukung para pembalap negeri matador untuk bisa bersaing di kejuaraan dunia balap 500cc. 

Sebagai contoh jelas, Alex Criville dan Alberto Puig adalah putra bangsa yang mengharumkan nama Spanyol di kancah balap motor dunia MotoGP. Sedikit ulasan kenapa Alberto Puig akan menjadi pembalap yang kuat dan dominan di kelas 500cc jika tidak mengalami cedera patah kaki di Le Mans, tahun 1995 silam.

Menurut pengamat, Puig bisa saja ditarik masuk ke kubu tim pabrikan Repsol Honda HRC untuk menggantikan salah satu pembalap andalannya. Rencana itu sebetulnya sudah terendus oleh media sejak Alex Criville baru memulai debutnya di kelas 500cc pada musim 1992.

Criville diproyeksikan masuk tim pabrikan Honda dalam waktu dekat dengan cara "Dititipkan" dulu ke tim Honda Pons selama dua tahun. Jika selama dua tahun sukses beradaptasi dan berprestasi' maka kesempatan untuk bergabung di tim pabrikan akan terbuka lebar.

Akhirnya pada musim 1994, Alex Criville berhasil masuk jajaran pembalap tim pabrikan Honda (Waktu Itu Honda Tidak Punya Sponsor Utama Pasca Hengkangya Rothmans).

Di tahun yang sama, Alberto Puig naik kategori dari 250cc ke 500cc berkat bantuan Repsol tentunya. Repsoll jelas punya kuasa lebih untuk meningkatkan keuntungan dengan menjajal sebagai sponsor utama di kejuaraan balap motor dunia.

Alberto Puig masuk ke tim Honda Pons dengan membawa serta sponsor pribadinya, rokok Ducados yang sudah menemaninya sejak debut wildcard pada tahun 1987. Ducados diboyong ke GP 500 sebagai sponsor tim satelit Honda.

Targetnya sudah jelas seperti biasa, meloloskan Puig ke tim pabrikan utama guna menemani Criville yang lebih dulu sukses tembus berkat masa adaptasinya selama dua tahun.

Puig mengikuti skenario yang sudah diterapkan oleh Criville, tahun 1994 merupakan tahun debut yang sangat baik bagi Puig dengan mengoleksi 152 poin di klasemen dengan menduduki posisi 5 serta mendapatkan podium perdananya di GP Hockenheim, Jerman.

Posisi 5 di klasemen memang diluar target, mengingat target utama Alberto Puig di kelas utama hanya finish di 10 besar' tapi targetnya meleset masuk 5 besar dan itu sangat fantastis untuk ukutan seorang debutan dari suatu negara yang tidak masuk radar kandidat penantang gelar juara macam Amerika Serikat.

Tahun 1995, Alex Criville membawa sponsor baru untuk tim Honda pabrikan' siapa lagi kalau bukan Repsol. Setelah Repsol menyeponsori tim Honda Pons selama dua tahun' Repsol pun akhirnya mendapat sambutan meriah dari HRC sebagai sponsor baru yang bertahan hingga saat ini.

Repsol berniat untuk menciptakan tim bertajuk "All Spanish Squad" di kubu tim pabrikan Honda HRC. Tujuannya jelas, ingin menguasai dunia balap motor di kelas utama 500cc. Pembalap-pembalap Spanyol diorbitkan setelah menjalani masa adaptasi di tim satelit Honda yang sepenuhnya dipertanggung jawabkan kepada Pons Racing. 

Alberto Puig diproyeksikan sebagai alumnus kedua dari tim Honda Pons yang bakal diorbitkan sebagai bintang balap motor, tapi rupanya ada rencana yang lebih gila lagi' yaitu berjuang memberi dukungan sampai jadi juara dunia kelas 500cc.

Rencana perusahaan minyak asal Spanyol itu memang tidak main-main, karena balap motor bagi masyarakat di semenanjung Iberia itu sudah menjadi tradisi turun temurun sejak zaman Fasisme.

Dalam klausulnya, Repsol berencana menduetkan Alex Criville dengan Alberto Puig untuk musim 1997. Intinya jika rencana ini berhasil, maka Alex Criville dijadikan pembalap utama yang akan menantang Mick Doohan. Sedangkan Alberto Puig diberi tugas untuk menjadi pengacau agar Mick Doohan sulit mempertahankan gelar juara dunianya. Skenarionya sangat jelas, membuat Criville jadi juara dunia dulu' kemudian giliran Alberto Puig yang jadi juara dunia.

Tapi, semua itu hanya tinggal rencana semata-mata' sebab di GP Le Mans, Perancis pada tahun 1995' Alberto Puig mengalami kecelakaan dahsyat yang membuat kakinya hancur dan hampir diamputasi oleh dokter ketika menjalani rawat inap di Barcelona, Spanyol. Beruntung, Puig segera dirujuk ke Amerika untuk menjalani operasi cangkok tulang kaki. Tulang yang digunakan untuk mencangkok kaki Alberto Puig yang hancur itu adalah tulang Sapi.

Operasi berjalan sukses. tapi Alberto Puig mengalami masa-masa dimana ia masih duduk diatas kursi roda dan melewatkan tes akhir musim yang sudah dijadwalkan.

Akhirnya terpaksa Alberto Puig harus menunggu sampai awal 1996 agar pemulihan pasca operasi berjalan tenang. Begitu pulih dari cedera kakinya itu, Alberto Puig langsung tancap gas geber motor Honda NSR 500 V4. Tapi, kali ini agak lain' dimana Alberto Puig tidak seberingas dulu seperti ketika belum cedera.

Puig lebih berhati-hati, sebab takut bisa kambuh lagi cederanya sewaktu-waktu' untuk meredakan rasa pegal dan nyeri di kakinya' ia selalu meminum painkiller dan steroid untuk menambah stamina. Ditambah ia harus menjalani serangkaian terapi agar tidak mengalami kram saat berkendara di atas motor.

Sayangnya painkiller dan steroid yang ia minum seperti tidak ada gunanya, karena pasca kejadian itu ia tidak bisa lagi menunjukkan aksi terbaiknya di lintasan. Sederet masalah mulai mendera pembalap yang akan menginjak usia kepala tiga itu.

Repsol selaku sponsor pun menyadari bahwa Alberto Puig sudah dianggap sebagai pembalap gagal karena sudah layu sebelum berkembang. Rencana kedepan Repsol untuk mempromosikannya ke tim pabrikan Honda HRC terpaksa dibatalkan. Frustasi karena rencana yang sendari dulu itu batal, Alberto Puig memutuskan untuk pensiun di usia yang masih 30 tahun pada akhir musim 1997.

*****