Senin, 15 Februari 2021

Honda Pernah Juara Tanpa Embel-Embel Sponsor Pada Tahun 1994

 

Honda pernah menjuarai kelas 500cc tanpa embel-embel sponsor besar di livery nya.
Itu terjadi pada tahun 1984 dan 1994 dimana saat itu kondisi keuangan tim tidak berjalan baik dengan prestasinya yang mentereng. 

Tahun 1994 merupakan tahun dimana Honda harus merelakan kepergian Rothmans ke F1, hal ini dikarenakan bergabungnya Ayrton Senna ke tim Williams Renault. Popularitas Ayrton Senna jadi penyebab dibalik hengkangnya merek rokok asal Australia ini.
 
Namun, dibalik hengkangnya merek rokok Rothmans menjadi berkah bagi Honda sendiri terutama di kubu Mick Doohan. Mick Doohan rela tidak dibacking sponsor demi merengkuh gelar juara yang selama ini ia dambakan sejak lama. 
 
Setelah mendapat pesangon dari Rothmans, Honda mengajak mantan kepala mekanik Wayne Rainey yaitu Jeremy Burgess. Jeremy Burgess diundang untuk membantu Mick Doohan untuk menjinakkan motor NSR 500 yang memakai mesin Big Bang. 
 
Ditambah saat itu Honda juga sedang menugaskan Erv Kanemoto, mantan kepala mekanik Wayne Gardner untuk membesut tim kelas 250cc yang kala itu ditempati oleh pembalap asal Jepang' Tadayuki Okada. 
 
Honda mengaku tidak rugi mendatangkan Jeremy Burgess mengingat saat itu Honda selalu gagal menjadi juara konstruktor lantaran kalah kompetitif dengan Yamaha dan Suzuki.
Meski harus memakai livery berwarna merah putih biru, Honda malah jadi momok menakutkan dan kembali menemukan kebringasannya di lintasan. 
 
Bergabungnya Alex Criville jadi penyebab mengapa Honda seakan beruntung di tahun itu karena ada dugaan isu masuknya Repsol menggantikan Rothmans . Namun, karena Honda belum tentu deal dengan Repsol maka untuk sementara waktu Repsol harus menyeponsori tim Honda Pons beserta Alberto Puig nya.

Sepanjang musim 1994, Mick Doohan dijagokan sebagai calon penguasa baru gelaran balap GP 500. Ternyata saat itu ada beberapa perlawanan yang sempat jadi halangan bagi Doohan' diantaranya John Kocinski yang menggeber motor pabrikan Italia, Cagiva C594 dan kerasnya rivalitas dengan Kevin Schwantz yang mengendarai Suzuki RGV 500. 

Namun, bagi Doohan semua terasa amat mudah semenjak ditinggal sponsor dan apa yang ia impikan jadi kenyataan dengan nihil kecelakaan di sesi balapan dan hanya mengalaminya saat sesi latihan bebas dan kualifikasi. Serta dukungan teknis dari mekanik barunya, Jeremy Burgess semakin mempermudah jalan Mick Doohan menjadi juara.

Musim 1994 Doohan mengoleksi 9 kemenangan dan 5 podium secara keseluruhan dengan nilai 317 poin. Semenjak Doohan jadi juara dunia, maka dimulailah suatu era dimana motor balap 500cc identik dengan NSR sebagai ikonnya.

*****