Rabu, 27 Januari 2021

Romantika Valentino Rossi Bersama Tim Satelit Bikinan Mick Doohan & Jeremy Burgess (Part 02/END)


Terbentuknya tim Nastro Azzurro Honda mengundang pertanyaan mengapa HRC menempatkan Rossi di tim satelit. Mengingat dulu pada tahun 1998' Max Biaggi, rival abadi Valentino Rossi juga pernah ditempatkan pada posisi serupa. 

Sebagai pembalap tim satelit, Rossi didukung sponsor pribadi seperti halnya Biaggi ketika membulai debutnya di kelas 500cc. Valentino Rossi menjalani tes di sirkuit Jerez dengan memakai motor milik Mick Doohan yang lama menganggur selama musim 1999 lalu. 

Rossi mengaku terkejut betapa besarnya tenaga motor milik Mick Doohan yang kala itu membuat mentornya itu mengalami kecelakaan sehingga menderita patah kaki lalu pensiun dini lebih cepat. 

Valentino Rossi mendapat tekanan yang berat karena dia adalah pembalap termuda di tim Honda setelit. Kemudian sepanjang musim 2000, Rossi benar-benar menjalani siksaan berat karena kurangnya adaptasi. Berkali-kali terjatuh dan sempat beberapa kali memimpin jalannya balapan kemudian cuma menghiasi podium 2-3. 

Sampai akhirnya Rossi menuai keberhasilan saat menjalani balapan di GP Donington Park, Inggris dalam keadaan hujan deras. Hebatnya, Rossi menang untuk pertama kalinya sebagai seorang debutan. Kemenangan perdana Rossi berlanjut di GP Jacarepagua, Brazil dimana ia menang setelah menyalip pembalap tuan rumah, Alex Barros. 

Saat itu juara dunianya adalah Kenny Roberts JR yang mengendarai Suzuki RGV 500, sehabis balapan di Brazil' Rossi mendapat ganjaran berupa gelar sebagai Rookie of The Year dari FIM dan Dorna Sports. 

Setahun kemudian, barulah Valentino Rossi mendapat motor spek terbaru tepatnya pada tahun 2001 yang membawanya dalam pertarungan sengit melawan Max Biaggi guna memperebutkan gelar juara kelas 500cc terakhir. 

Pertarungan melawan The Roman Emperor berlangsung sengit bahkan hingga menjalar ke luar sirkuit. Pihak Honda yang membela Rossi ikut terseret juga dalam rivalitas dengan pihak Yamaha yang membela Biaggi.

Namun, sekeras apapun persaingannya' Rossi tetap diunggulkan bahkan akhirnya menjadi juara dunia kelas 500cc. Rossi menjuarai edisi terakhir kelas 500cc sebelum kejuaraan tersebut berganti era dari mesin 2 tak ke mesin 4 tak. Hebatnya lagi, status Rossi sebagai pembalap tim satelit dipertanyakan. 

Bagaimana mungkin ia mampu menjadi juara dunia meski ditempatkan sebagai pembalap tim satelit yang disponsor merek minuman keras macam Nastro Azzurro dibanding Repsol yang merupakan perusahaan minyak asal Spanyol. Jawabannya terletak pada sang kepala mekanik, Jeremy Burgess dan Mick Doohan selaku mentor/guru balapnya.

Tidak heran bahwa Rossi merupakan pembalap yang mendapat paket komplit, tidak hanya motornya yang baru' tapi juga mekaniknya yang paham selera balap sang pengendara. 

Rossi sukses menjadi juara dunia termuda di kelas 500cc saat usianya 22 tahun pada tahun 2001 dan keberhasilannya itu mengantarnya sebagai bintang dunia balap masa depan. 
Tim satelit yang ditempatinya lantas dikembalikan kepada Erv Kanemoto lantaran ada rencana dari HRC untuk menguji ban Bridgestone. 

Rossi pun promosi ke tim pabrikan atau Repsol Honda mendampingi Tohru Ukawa sekaligus menggantikan Alex Criville dari Spanyol yang pensiun dari dunia balap karena masalah kebugaran fisiknya dan faktor usia yang semakin tua. 

*****

Romantika Valentino Rossi Bersama Tim Satelit Bikinan Mick Doohan & Jeremy Burgess (Part 01)


Tahun ini Valentino Rossi akan kembali berlaga sebagai pembalap tim satelit, mengingat posisinya sudah diganti oleh pembalap muda asal Perancis, Fabio Quartararo. 

Bagi Valentino Rossi, tim satelit bukan hal asing dalam catatan karirnya. Justru tim satelit merupakan sebuah batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar di masa mendatang. 

Karir Valentino Rossi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan di paddock tim satelit, sejak awal karir pula Rossi selalu berada di garasi tim satelit. Anehnya, karir Valentino Rossi berjalan cukup mulus karena mendapat dukungan politik dari sponsor-sponsor yang biayanya tidak main-main. 

Nastro Azzuro misalnya, merek minuman beralkohol dari Italia buatan perusahaan Pironi Brewery ini pernah mendonorkan dana yang banyak untuk Valentino Rossi. Dana yang diberikan Nastro Azzurro kepada Rossi tidak terbuang sia-sia karena hasilnya selalu positif. 

Rossi menjadi juara dunia kelas 125cc pada tahun 1997 berkat Nastro Azzurro sebagai penyandang dananya sekaligus sponsor utama di tim Aprilia. Meski status Rossi sebagai pembalap tim satelit Scuderia Carrizosa milik Giampiero Sacchi, namun motor yang dikendarai Rossi merupakan spek terbaru sehingga dengan mudahnya Rossi menyabet 11 kemenangan dan 2 podium saat usianya masih 18 tahun. 

Kesuksesan Rossi berlanjut di kelas 250cc dimana Rossi menduduki posisi sebagai Runner-Up dibawah juara dunia 250cc kala itu, Loris Capirossi. Rossi saat itu langsung ditempatkan sebagai pembalap tim pabrikan namun berbeda sponsor. 

Meski menjadi rekan satu tim Loris Capirossi dan Tetsuya Harada, rupanya Rossi malah menjadi dejavu saat itu. Rossi saat itu dituduh membantu Loris Capirossi menggagalkan usaha Tetsuya Harada menjadi juara dunia. Alhasil, Loris Capirossi yang sudah menjadi juara dunia malah batal naik kelas gara-gara insiden dengan Tetsuya Harada.

Tetsuya Harada justru bertahan di Aprilia sebagai pembalap kelas 500cc, sedangkan Capirossi malah didupak ke tim Honda Gresini yang baru saja turun kelas pasca ditinggal Alex Barros yang malah pindah ke Honda Pons guna menjadi tandem Juan Bautista Borja.

Valentino Rossi otomatis menjadi pembalap tunggal di tim pabrikan Aprilia karena kedua pesaingnya sama-sama disingkirkan. Bedanya, Tetsuya Harada dipromosikan sebagai pembalap tim kelas 500cc menggantikan Doriano Romboni yang pensiun. 

Loris Capirossi diberi pintu keluar untuk cari tim baru pasca ribut dengan Tetsuya Harada gara-gara tudingan dibantu Valentino Rossi. Meski hubungan antara Harada dengan Capirossi merenggang, namun hubungan dengan Rossi malah akrab setelah Rossi mengatakan hal yang sejujurnya bahwa dirinya tidak membantu Capirex merebut gelar juara yang telah lama di-incar Harada.

Rossi yang cuma jadi pembalap tunggal berhasil merengkuh gelar juara dunia kelas 250cc setelah bersaing melawan Capirossi yang mengendarai Honda NSR 250. Gelar juara yang digapai Rossi membuatnya dilirik oleh Honda untuk menggantikan Mick Doohan di tim pabrikan HRC. 

Namun, akibat tekanan dari sponsor utama' Repsol maka posisi Rossi di tim Honda hanya sebatas pembalap tim satelit. Mick Doohan ditunjuk HRC sebagai mentornya, sedangkan Jeremy Burgess akhirnya menjadi kepala mekanik bagi Rossi. 

Kemudian Mick Doohan minta izin kepada Erv Kanemoto untuk menggunakan fasilitas tim-nya untuk membantu Valentino Rossi beradaptasi di kelas 500cc. Erv Kanemoto sepakat untuk membantu Doohan yang notabene adalah mantan pembalapnya dahulu. 

Keakraban Erv Kanemoto dengan Mick Doohan semasa aktif di dunia balap membuat Valentino Rossi diperlakukan spesial. Seluruh kru balap di tim Repsol hengkang lalu membela tim yang dipinjam Mick Doohan dari Erv Kanemoto. 

Didukung merek minuman Nastro Azzurro sebagai sponsor utama, maka Valentino Rossi & Mick Doohan membentuk tim balap satelit yang kelak menjadi cikal bakal VR46 Academy' yaitu Nastro Azzurro Honda Team HRC.

*****