Kamis, 05 November 2020

Scuderia Carrizosa, Tim Balap Yang Membawa Valentino Rossi Juara Kelas 125cc (Part 01)


Pada tahun 1996, Valentino Rossi berlaga untuk pertama kalinya di kejuaraan dunia MotoGP untuk kategori kelas 125cc. Seusai menjuarai kelas 125cc di level balap nasional, Rossi langsung ngebut bersama tim Aprilia. Namun, sebagai pembalap rookie dia harus ditampung dulu di tim satelit' kebetulan tim itu dimanageri oleh Giampiero Sacchi, promotor handal yang jago mendatangkan sponsor. 

Mengenai Giampiero Sacchi, dia merupakan sosok manager yang reputasinya sangat ciamik dan memberikan tuah keberuntungan bagi para pembalapnya. Tidak sedikit pembalap yang menyewa jasanya sebagai manager untuk memperoleh "Dukungan Politik" berupa sponsor dan mesin motor balap spek terbaru bagi pembalap yang mengangkatnya sebagai manager. 

Banyak pembalap yang sukses menjadi juara dunia atau setidaknya menjadi runner up di kelasnya masing-masing. Mulai dari Alm. Angel Nieto yang sukses menjuarai kelas 125cc di musim terakhirnya pada tahun 1984, Loris Capirossi yang sukses menjuarai kelas 125cc dua kali berturut-turut antara tahun 1990-1991 dan tentu Max Biaggi yang sukses menjuarai kelas 250cc pada tahun 1994-1995. 

Tahun 1996, Giampiero Sacchi dipercaya mengasuh dan membimbing Valentino Rossi remaja yang kala itu baru berusia 17 tahun. Sebetulnya di tim Aprilia sendiri Giampiero Sacchi masih punya kontrak dengan Max Biaggi yang kala itu masih berjaya dan menjadi pembalap terkuat di kelas 250cc. Namun, atas permintaan management dan direktur utama tim Aprilia Grand Prix Racing' Giampiero Sacchi ditarik turun menemani Valentino Rossi yang belum pernah merasakan balapan motor diluar benua eropa. 

Di level kejuaraan eropa pada tahun 1995 lalu,Valentino Rossi yang masih dimanageri oleh Claudio Lusuardi memang tidak juara' tapi mampu mengumpulkan poin yang cukup banyak sehingga berhasil memperoleh FIM Riding License untuk bisa berlaga di MotoGP. 

Selepas dimanageri oleh Claudio Lusuardi, Valentino Rossi diserahkan kepada Giampiero Sacchi yang kebetulan waktu itu punya tim balap independen alias tim satelit lewat management Aprilia Grand Prix Racing Youth Programme. 

Itu artinya Valentino Rossi merupakan bagian dari akademi balap tim Aprilia yang diyakini bisa meneruskan marwah dominasi pembalap Italia di kancah balap motor internasional sekelas MotoGP. Rossi diberi kontrak 2 tahun dan mematok target masuk 10 besar di tahun debutnya. Baru setahun kemudian Rossi diberi mesin spek pabrikan untuk dicalonkan sebagai juara dunia sekaligus mempermudah Rossi lolos ke kategori kelas 250cc. 

Tim balap milik Giampiero Sacchi diluncurkan dengan nama Scuderia Carrizosa yang disponsori oleh AGV Helmet, Mariani Petroli, Rivacold, IP Lubricants & Alpinestars Shoes. Valentino Rossi didaulat sebagai pembalap tunggal di kelas 125cc dengan dibekali mesin keluaran tahun 1995 yang telah dimodifikasi ulang sesuai dengan regulasi yang berlaku. 

Namun, tidak hanya Rossi yang membalap bersama Scuderia Carrizosa, tapi juga ada pembalap senior Italia yang menjadi rekan satu tim Valentino Rossi. Bedanya, Rossi membalap di kelas 125cc sedangkan yang satu lagi membalap di kelas 250cc. Rekan satu tim Valentino Rossi di kelas berbeda itu adalah Luca Boscoscuro yang kini menjadi manager tim Speed Up Moto2.

Rossi memakai nomor balap 46 yang ikonik hingga kini, sedangkan Boscoscuro memakai nomor balap 20 yang kini dipakai Fabio Quartararo asal Perancis. Target Valentino Rossi di musim perdananya sebagai rookie adalah menang 1 kali saja dan bertengger di zona 10 besar klasemen. 

Cukup realistis karena Valentino Rossi adalah pembalap muda yang semangatnya masih membara, bahkan sejak saat itu Valentino Rossi memakai julukan Rossifumi. Julukan itu dibuatnya sendiri lantaran dia terinspirasi dari pembalap asal Jepang, Norifumi Abe yang kala itu baru berusia 18 tahun berani menggeber motor Honda NSR 500 melawan pembalap kawakan macam Kevin Schwantz & Mick Doohan.

Balapan pertama Valentino Rossi dimulai pada seri Malaysian Grand Prix di sirkuit balap Batu Tiga, Shah Alam pada bulan April 1996. Kebetulan seminggu sesudah Malaysian Grand Prix seri balap selanjutnya diselenggarakan di sirkuit Sentul, Bogor yang bertajuk Indonesian Grand Prix. 

Saat balapan di sirkuit Shah Alam, Rossi mampu finish di posisi 6 dan hasil itu cukup memuaskan karena untuk ukuran seorang rookie memang jangan target podium dulu. 
Selanjutnya di Indonesian Grand Prix yang bertepat di Sirkuit Sentul ia hanya finish di posisi 11 dan begitu pun ketika Rossi melakoni balapan seri ketiga di sirkuit Suzuka bertajuk Japanese Grand Prix dimana posisi 11 masih digenggamnya. 

Saat balapan di sirkuit Jerez, Spanyol dan melakoni balapan sebagai tuan rumah di sirkuit Mugello, Italia' Rossi finish di posisi 4 dan hampir merengkuh podium pertamanya. 
Kinerja Rossi selama 5 seri awal memang belum memuaskan karena baru sekedar masa adaptasi lantaran ini adalah kejuaraan dunia.

Konsistensi Valentino Rossi mulai goyah saat balapan di sirkuit Paul Ricard, Perancis dan sirkuir Assen, Belanda. Rossi mulai sering jatuh karena kalah berduel dengan pembalap lain bahkan ia melakukan kesalahan kecil saat hendak melakukan overtake. 

Di German Grand Prix yang diselenggarakan di sirkuit Nurnburgring, Valentino Rossi mampu bertengger di posisi 5. Namun, lagi-lagi Rossi harus bernasib sial saat melakoni balapan di sirkuit Donington Park. Saat balapan di British Grand Prix, motor Valentino Rossi mengalami masalah mekanis dan membuatnya kembali ke pitlane lebih awal.

Barulah di Austrian Grand Prix, Valentino Rossi menunjukkan tajinya guna merebut podium saat melakoni balapan di sirkuit A1 Ring. Hasilnya ia berhasil mempertahankan podium 3 sekaligus menjadi podium pertamanya dalam sejarah karir balapnya di MotoGP. 

Dan secara mengejutkan, Rossi tampil impresif dan melibas lawannya satu demi satu saat balapan di sirkuit Brno, Republik Ceko. Dia melibas Kazuto Sakata, Tomomi Manako, Haruchika Aoki dan Jorge Aspar Martinez untuk merebut kemenangan pertamanya. 

Maka setelah menjalani pertarungan sengit, Rossi berhasil menang untuk pertama kalinya di level kejuaraan dunia. Kemenangan perdana Valentino Rossi disambut air mata bahagia seluruh anggota tim Scuderia Carrizosa, yang paling bahagia saat itu adalah Giampiero Sacchi selaku managernya.

Sampai-sampai seusai perayaan kemenangan pertamanya di sirkuit Brno, Jorge Aspar Martinez sempat mengatakan bahwa gaya balap Rossi sangat berbahaya dan tidakseperti kebanyakan pembalap lainnya. 

Rossi bisa saja juara kelas 500cc sekarang kalau nanti ia naik kelas, ujar Jorge Aspar Martinez dalam memoarnya soal Valentino Rossi.

(Bersambung)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar