Kamis, 05 November 2020

Scuderia Carrizosa, Tim Balap Yang Membawa Valentino Rossi Juara Kelas 125cc (Part 02/END)


Roda motor balap ikut berputar dengan roda nasib, Valentino Rossi seusai memenangkan balapan di sirkuit Brno, Republik Ceko akhirnya mulai merasakan sesuatu yang tidak beres pada motornya. 

Beberapa kali ikut free practice dan kualifikasi, dia selalu terjatuh dan tidak jarang hampir mencelakai pembalap lain. Hal ini dikarenakan Rossi sudah tidak berpegang teguh pada kualitas motornya yang merupakan motor spek lawas. 

Aprilia belum bisa memberikan motor baru untuk Rossi karena sesuai janji, motor spek terbaru hanya akan diberikan untuknya setahun kemudian. Dengan catatan, Rossi harus menempati posisi 10 besar klasemen dan wajib memperoleh gelar rookie of the year. 

Di San Marino Grand Prix, tepatnya di sirkuit Imola yang jaraknya lumayan dekat dengan Urbino' kota kelahirannya, Valentino Rossi harus puas menempati posisi 5 mengingat motor yang dipakai Rossi mulai melambat dan kurang kompetitif. 

Puncaknya terjadi saat balapan di European Grand Prix, tepatnya di sirkuit Catalunya' saat balapan baru dimulai Rossi mengalami kecelakaan di tikungan pertama yang membuatnya harus gagal meraih poin penting. 

Berikutnya lagi yang lebih parah saat balapan di Brazilian Grand Prix, sirkuit Jacarepagua menjadi saksi keteledoran Valentino Rossi saat hendak menyalip di tikungan malah membuat pembalap lain ikut tergusur ke gravel sirkuit. 

Sudah dua kali Rossi tidak dapat poin dan posisinya di klasemen terancam, Giampiero Sacchi takut bila Valentino Rossi gagal mempertahankan konsistensinya demi merebut gelar rookie of the year untuk kategori kelas 125cc.

Untungnya di sirkuit Eastern Creek, Australia' dalam tajuk Australian Grand Prix akhirnya Rossi mampu meraup poin untuk memperkokoh posisinya di zona 10 besar. Dia finish di posisi 14 yang membuatnya cuma diberi 2 poin. 

Setelah musim 1996 usai, Valentino Rossi mengevaluasi kembali kesalahan-kesalahan saat membalap selama semusim penuh. Dia mengakui belum bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. 

Dan sesuai janji, Valentino Rossi akhirnya dipersilahkan untuk mengetes motor spek tahun 1997 sehabis balapan di Eastern Creek. Motor spek terbaru ini dipercaya membuat Rossi menjadi pembalap yang tidak terkalahkan dan tangguh. 

Di tahun yang sama, rekan satu tim Valentino Rossi' Luca Boscoscuro hengkang untuk mencari tim balap yang baru meski masih berlaga di kelas 250cc untuk musim selanjutnya. 
Rossi akhirnya mendapat sponsor baru yaitu merek minuman beralkohol "Nastro Azzurro" dari rekan satu tim barunya yang juga sesama pembalap Italia, Stefano Perugini. 

Nama tim Scuderia Carrizosa diganti menjadi Nastro Azzurro Aprilia, motor balapnya yang semula berwarna biru hijau hitam lalu berganti menjadi warna ungu merah perak. Konon, warna merah dan perak adalah warna identitas tim Aprilia. 

Bisa dibilang status Valentino Rossi naik dari pembalap tim satelit menjadi pembalap tim pabrikan. Rasa percaya diri mulai timbul lantaran inilah saatnya bagi Rossi untuk menjadi juara dunia setelah management tim Aprilia Grand Prix Racing melantiknya sebagai pembalap pabrikan murni meski dibawah management tim independen.

Musim 1997 merupakan musim balap yang sangat bergairah dan penuh kebahagiaan bagi kubu tim Nastro Azzurro Aprilia. Rossi menyabet kemenangan perdananya di GP Malaysia setelah menyalip Kazuto Sakata di tikungan terakhir. 

Namun, semua berubah saat balapan di GP Jepang, Valentino Rossi yang sudah siap memenangkan balapan di Sirkuit Suzuka malah terpelanting di tikungan terakhir. Ia gagal menang dan hanya bisa menyesali kegagalannya. 

Tidak lama berselang ia menang di GP Spanyol & GP Italia, secara keseluruhan Rossi mengantongi 3 kemenangan di awal musim. Namun, perlawanan sengit baru terjadi saat balapan di GP Austria. Noboru Ueda yang membalap untuk tim Honda Pileri berhasil mempecundangi Valentino Rossi hanya dengan disalip lewat lurus. 

Di seri-seri berikutnya, Rossi membabat habis 6 kemenangan beruntun yang membuatnya mencetak rekor sebagai pembalap termuda yang menang beruntun di kelas 125cc. Superioritas Valentino Rossi tidak lepas dari peranan tambahan dari tim pabrikan Aprilia yang konsisten memberinya settingan terbaik untuk motornya. 

Dan saat balap di GP Ceko inilah Rossi dinobatkan sebagai juara dunia kelas 125cc meski harus puas menempati podium 3. Perayaan juara dunia Valentino Rossi dilakukan dengan menggendong angka 1 raksasa sebagai tanda bahwa ia adalah juara dunia. 

Perayaan ini sangat ikonik dan paling berkesan bagi Valentino Rossi, luar biasanya lagi Rossi mendapat tiket untuk naik kelas tahun depan. Setelah perayaan gelar juara dunia itu Valentino Rossi lagi-lagi dominan dengan mencetak 2 kemenangan di sirkuit Catalunya, Spanyol dan sirkuit Sentul, Indonesia. 

Dan ketika melakoni balapan terakhir di sirkuit Philip Island, Rossi hanya bertengger di posisi 6 dan itu sudah cukup untuk menambah poin. Scuderia Carrizosa sukses membuat Rossi jadi kampiun di kelas pemula. 

Rossi akhirnya bisa naik kelas pada tahun 1998, dengan kembali membesut motor Aprilia karena ini bagian dari program pembibitan pembalap unggul yang akan menjadi bintang masa depan di MotoGP.

(Selesai)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar